Physical Address
304 North Cardinal St.
Dorchester Center, MA 02124
Physical Address
304 North Cardinal St.
Dorchester Center, MA 02124
Ngobrol santai seputar pengadaan
Ngobrol santai seputar pengadaan
Dalam dunia bisnis yang terus bergerak cepat, permintaan mendadak—baik dari pelanggan internal maupun eksternal—sudah menjadi keniscayaan. Tiba-tiba divisi produksi memerlukan komponen tambahan, tim proyek butuh bahan habis-pakai sebelum tenggat, atau klien besar meminta tambahan volume di saat peak season. Bagi tim procurement, tantangan utama adalah bagaimana merespons permintaan tersebut dengan cepat tanpa mengorbankan kualitas, anggaran, maupun kepatuhan prosedur.
Artikel ini akan membahas secara terstruktur dan mendalam langkah-langkah praktis yang dapat diambil tim procurement untuk menjawab permintaan mendadak dengan cepat, efisien, dan terukur. Disajikan dalam bahasa yang mudah dipahami oleh semua kalangan.
Sebelum tim procurement merancang langkah cepat dan responsif, mereka harus terlebih dahulu memetakan penyebab utama mengapa permintaan mendadak bisa terjadi. Pemahaman yang baik akan akar permasalahan ini sangat penting untuk menentukan respons yang paling tepat dan efisien. Berikut adalah lima penyebab umum yang sering memicu permintaan tak terduga dalam sistem rantai pasok dan operasional.
Dalam dunia manufaktur atau proyek, perubahan adalah hal yang lumrah. Kadang, jadwal produksi yang semula sudah disepakati harus dipercepat karena alasan strategis, seperti:
Ketika ini terjadi, divisi produksi akan langsung meminta tambahan bahan baku atau komponen utama dengan segera, yang artinya procurement harus bergegas melakukan pemesanan, mencari vendor yang mampu memenuhi dalam waktu singkat, dan menyesuaikan seluruh proses logistik serta administrasi yang biasanya membutuhkan waktu lebih lama.
Permintaan pasar yang naik secara drastis bisa terjadi kapan saja, baik karena faktor musiman, tren viral, maupun dampak dari strategi promosi atau kemenangan tender besar. Contohnya:
Permintaan pasar yang melonjak secara mendadak akan membuat stok produk jadi cepat habis, dan procurement pun harus mencari cara untuk mengisi ulang rantai pasok dengan cepat, terkadang bahkan sebelum forecasting terbaru tersedia dari tim perencanaan.
Idealnya, setiap perusahaan memiliki safety stock atau stok cadangan untuk mengantisipasi lonjakan permintaan atau keterlambatan pengiriman. Namun dalam praktiknya, kekurangan stok bisa tetap terjadi karena:
Akibatnya, tim procurement harus segera menutupi kekurangan ini, meskipun tidak ada permintaan resmi dari perencanaan awal. Ini menuntut procurement untuk berpikir cepat, memotong jalur pengadaan biasa, dan mengandalkan vendor yang sangat fleksibel.
Vendor utama bisa saja mengalami berbagai gangguan yang di luar kendali mereka, seperti:
Ketika hal ini terjadi, tim procurement tidak punya pilihan selain mengalihkan pesanan ke vendor cadangan yang mungkin belum siap sepenuhnya atau memiliki lead time lebih panjang. Namun, ketika kebutuhan mendesak, maka sourcing cepat dan negosiasi ulang jadi tak terhindarkan.
Permintaan pelanggan yang bersifat mendadak, personalisasi, atau custom menjadi tantangan tersendiri bagi tim procurement. Contohnya:
Permintaan semacam ini memaksa tim untuk segera mencari supplier baru, mengajukan approval atas spesifikasi baru, dan memastikan semua perubahan bisa masuk dalam sistem ERP atau PO. Tak hanya soal kecepatan, namun juga ketelitian administrasi dan kepatuhan terhadap standar kualitas harus dijaga.
Dengan mengenali jenis permintaan mendadak, tim procurement dapat menyesuaikan respons dan menetapkan prioritas.
Ketika permintaan mendadak muncul, reaksi awal yang sering terdengar dari pihak manajemen atau operasional adalah: “Segera beli! Kita butuh secepatnya!” Namun di balik kalimat sederhana itu, tim procurement menghadapi dilema yang jauh lebih kompleks. Respons yang cepat memang penting, tapi jika tidak disertai dengan ketepatan dalam vendor, harga, mutu, dan kepatuhan, maka keputusan darurat justru bisa menimbulkan masalah baru.
Mari kita bahas lebih dalam lima tantangan utama yang sering dihadapi saat menjawab permintaan mendadak:
Tidak semua barang bisa langsung dibeli dan dikirim dalam hitungan hari. Banyak produk, terutama barang khusus, komponen mesin, atau bahan baku industri, memiliki waktu tunggu (lead time) yang panjang, berkisar 4–12 minggu, atau bahkan lebih untuk barang impor.
Contoh nyata:
Dalam kondisi seperti ini, keinginan untuk “segera tersedia” seringkali berbenturan dengan realita proses manufaktur dan logistik. Procurement perlu pintar-pintar menjembatani ekspektasi dengan fakta teknis. Bisa jadi dibutuhkan solusi temporer, seperti membeli produk serupa dengan kualitas mendekati, atau leasing sementara sampai barang utama tersedia.
Vendor utama biasanya sudah memiliki perencanaan kapasitas produksi berdasarkan forecast klien mereka. Ketika permintaan mendadak datang, mereka bisa jadi:
Vendor alternatif pun belum tentu siap. Bahkan, dalam banyak kasus, belum ada vendor alternatif yang teridentifikasi dan diverifikasi. Ini membuat procurement harus segera melakukan:
Risiko yang muncul dari keterbatasan vendor bukan hanya soal keterlambatan, tetapi juga potensi penurunan kualitas dan pelayanan jika vendor “dipaksa” memenuhi permintaan di luar kapasitas optimal mereka.
Sebanyak apa pun keinginan untuk cepat, procurement kerap terhalang oleh sistem internal yang kaku. Beberapa contoh tantangan birokrasi antara lain:
Birokrasi ini pada dasarnya dibuat untuk menjaga transparansi, akuntabilitas, dan menghindari penyalahgunaan anggaran. Namun, dalam kondisi darurat, ketidaksiapan jalur cepat bisa menjadi hambatan besar.
Solusi yang bisa mulai dibangun:
Kecepatan hampir selalu dibayar dengan harga lebih mahal. Ketika harus melakukan pembelian secara mendadak, procurement kerap menghadapi:
Semua ini menyebabkan pembengkakan anggaran. Bahkan dalam beberapa kasus, biaya darurat bisa dua kali lipat lebih tinggi dari skenario normal. Procurement harus mampu menjelaskan justifikasi biaya ini secara profesional kepada manajemen dan akuntansi.
Langkah strategis yang bisa dilakukan:
Dalam situasi darurat, godaan untuk mengambil vendor tercepat namun tidak teruji sangat besar. Padahal, jika produk atau jasa yang dibeli tidak sesuai standar mutu perusahaan, dampaknya bisa fatal:
Oleh karena itu, setiap keputusan pembelian cepat tetap harus melewati filter mutu minimum yang tidak bisa ditawar. Procurement harus bekerja sama erat dengan bagian Quality Control (QC) dan teknis untuk memastikan vendor alternatif tetap memenuhi spesifikasi.
Beberapa cara yang bisa dilakukan:
Melakukan sampling cepat dan uji mutu terbatas sebelum pengiriman penuh.
Safety Stock = (Max Daily Usage × Max Lead Time) – (Average Daily Usage × Average Lead Time)
ROP = (Average Daily Usage × Average Lead Time) + Safety Stock
PT Maju Jaya Electronics menghadapi krisis ketika komponen semikonduktor telat 4 minggu dari vendor utama. Berikut ringkasan respons cepat:
Hasil: Produksi semikonduktor hanya terganggu 1 minggu, dibanding potensi 4 minggu jika menunggu pasokan utama.
Menjawab permintaan mendadak bukan lagi sekadar tantangan operasional, melainkan ujian ketahanan dan inovasi tim procurement. Dengan:
…tim procurement dapat bertransformasi dari “pembeli biasa” menjadi strategic enabler yang menjaga kelangsungan operasional dan memberikan nilai tambah bagi organisasi.
Selamat menerapkan strategi-strategi di atas, dan semoga tim Anda semakin tangguh dalam menjawab permintaan mendadak, kapan pun dan di mana pun!